Materi Drama Lengkap
Materi Drama Lengkap

Pengertian Drama, Unsur, Jenis, dan Tahapannya

Posted on

Pengertian Drama, Unsur, Jenis, dan Tahapannya – Drama merupakan salah satu karya sastra yang populer di Indonesia. Karya yang merefleksikan kehidupan manusia sehari-hari ini dikemas dalam sebuah pementasan dan melibatkan banyak orang sebagai pemerannya. Dalam konteks pendidikan, materi drama telah diajarkan ketika kita menginjak jenjang SMP. Meskipun pemahaman tentang materi tersebut hanya sebatas pengertian, unsur, dan praktek singkatnya saja.

Sebagai salah satu karya seni tertua di Indonesia, drama memiliki sejarah perkembangan yang cukup mengesankan. Unsur serta jenis drama bahkan sudah muncul sejak jaman kolonialisasi belanda. Seiring berjalannya waktu, karya sastra ini akhirnya terus mengalami perubahan dan penyesuaian hingga menyatu dengan budaya setempat. Dari percampuran ini akhirnya munculah berbagai jenis drama yang bisa diklasifikasikan berdasarkan unsur-unsurnya.

Dalam dunia pendidikan materi drama diajarkan pada mapel bahasa indonesia dan kesenian. Dari segi bahasa kalian akan diajarkan pengetahuan secara teoritis yang menyangkut pengertian, unsur drama, jenis, tahapan drama. Sedangkan pada pembelajaran kesian barulah teori tersebut direalisasikan menjadi kegiatan praktek berlakon dalam sebuah pentas drama.

Pengertian Drama, Unsur, Jenis, dan Tahapannya

Tidak semua orang tau apa definisi maupun jenis drama yang berkembang sampai sekarang. Mirisnya, kesenian ini bahkan mulai terlupakan seiring berjalanya waktu karena tergilas oleh jaman. Kendati demikian, jenis sampai tahapan drama dapat kita jumpai di sekolah. Lebih tepatnya di bangku SMP guru sudah mulai memperkenalkan pengertian drama secara ringan. Seiring naiknya jenjang, materi ini pun kian meluas hingga menyentuh beberapa aspek pembahasan.

Tugas kita sebagai siswa adalah mempelajari setiap unsur drama sebagai bagian dari pendidikan di Indonesia. Meskipun sudah diberi pengetahuan oleh guru dan menyimak penjelasan dasar tentang drama bukan berarti kita sudah cukup ilmu. Namun, kita bisa memanfaatkan internet untuk mendalami berbagai materi, penjelasan, unsur, dan tahapan drama yang tidak dijelaskan dalam buku. Dalam artikel kali ini kita akan membahas lebih dalam materi drama yang diajarkan pada jenjang SMP, SMA, dan sederajat.

Materi Drama
Materi Drama Lengkap

Mengingat banyaknya materi dan sub-topik yang ingin saya sampaikan maka artikel ini akan terbagi menjadi beberapa bagian. Pertama, kita akan membahas pengertian drama secara umum dan menurut para ahli. Kedua, pembahasan akan kita lanjutkan dengan mempelajari unsur unsur drama. Selanjutnya, kita akan mendalami kembali ciri ciri dari setiap jenis drama yang ada di Indonesia. Terakhir, saya akan belajar menyusun naskah drama singkat beserta dengan tahapannya.

Pengertian Drama

Para ahli memiliki penafsiran berbeda terkait pengertian drama. Ada yang mengartikan sebagai karya sastra dalam bentuk gerakan dan dialog. Tapi ada pula ahli yang melihatnya sebagai budaya di tengah masyarakat yang diperankan berdasarkan narasi dan naskah drama yang sudah disusun. Karena setiap pakar memiliki sudut pandang berbeda, kita perlu mengkajinya satu persatu agar bisa mendapatkan kesimpulan yang valid.

  1. Budianta (2000), menjelaskan definisi drama adalah karya sastra bergenre pementasan yang didalamnya memuat adegan serta dialog berdasarkan naskah.
  2. Sementara itu, Tri Handayani berpendapat bahwa drama merupakan wujud perpaduan 2 unsur seni yakni sastra dan pentas. Tidak hanya itu, Tri Handayani pun juga menyebutkan bahwa drama bisa dibagi menjadi dua jenis. Diantaranya adalah pementasan secara lisan sesuai susunan naskah dan pentas fisik.
  3. Moulton, seorang budayawan asing menuturkan bahwa drama adalah gambaran kehidupan orang/kelompok yang disajikan secara langsung dalam bentuk gerakan.
  4. Seolah memperkuat pernyataan sebelumnya, Anne Civardi menjelaskan pengertian drama sebagai perpaduan dialog dan gerakan langsung yang membentuk kisah dalam kehidupan.

Secara umum, Pengertian drama adalah salah satu bentuk seni yang mampu merefleksikan kehidupan/cerita gerakan dan dialog. Naskah drama bisa disusun berdasarkan fakta (kejadian nyata) maupun berbentuk karangan fiktif. Tujuan utama dari karya sastra ini tidak lain adalah untuk menghibur para penontonnya. Meskipun sudah ada sejak lama, namun ternyata drama masuk dalam kategori karya sastra baru. Mengapa bisa demikian? untuk menjawab pertanyaan tersebut kita perlu memahami sejarah drama terlebih dahulu.

Jenis Jenis Drama

Drama bisa dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan kategorinya. Ada banyak sekali faktor dan unsur yang mempengaruhi penggolongan jenis drama tersebut. Misalnya saja dari segi pelakonannya sudah jelas drama kolosal dan serial drama mini memiliki porsi yang berbeda dari segi pelakonannya. Ataupun ketika kita melihatnya dari sudut pandang sarana serta alat yang digunakannya. Seperti contoh drama pewayangan dan film yang notabennya memiliki perbedaan dari sarana dan alat pentasnya.

Drama terus berkembang seiring dengan perkembangan jaman. Jika orang jaman dahulu hanya mengenal bentuk drama pewayangan, lenong, pertunjukan boneka dan jenis drama tradisional lainnya. Sekarang kita bisa menikmati berbagai genre drama lewat televisi, youtube, maupun bioskop dengan mudahnya. Namun taukah anda bahwa terdapat klasifikasi drama? ya, drama bisa dibagi dan dikelompokan menjadi beberapa jenis.

Jenis drama berdasarkan sarananya

  1. Drama Film: Film menjadi contoh drama modern yang paling mudah untuk ditemukan karena biasanya diputar di bioskop maupun televisi.
  2. Drama Panggung: Sama seperti namanya, drama ini diperankan oleh sekumpulan aktor dan bisa disaksikan secara langsung pada panggung pertunjukan.
  3. Drama TV: Drama televisi memiliki konsep yang hampir sama dengan drama panggung. Namun kita hanya bisa melihatnya di TV saja dan tidak ada wujud aslinya karena seluruh pementasannya dilakukan di tempat berbeda.
  4. Drama Radio: Jenis drama satu ini mengusung konsep yang lebih sederhana dari dua drama sebelumnya. Karena menggunakan sarana radio akhirnya keseluruhan cerita hanya bisa didengarkan saja dan tidak bisa dilihat langsung.
  5. Drama Boneka: Seluruh pemeran yang ada pada jenis drama ini diperankan oleh boneka yang dikendalikan. Misalnya saja cerita boneka cepot, laptop si unyil dan lain sebagainya.
  6. Drama wayang: Jenis drama yang satu ini pastinya sudah tidak asing lagi di telinga kita. Pasalnya pentas wayang sudah ada sejak jaman dulu dan menjadi bagian dari budaya bangsa.

Jenis drama berdasarkan pelakonannya

  1. Komedi: Drama yang didalamnya memuat cerita lucu dan menggelitik sehingga penonton ingin tertawa jika menontonnya.
  2. Tragedi: Drama dengan alur cerita lebih dominan mengangkat unsur sedih didalamnya.
  3. Tragekomedi: Perpaduan antara komedi dan tragedi sehingga selain mengangkat tema sedih tapi juga memunculkan unsur lucu di dalamnya.
  4. Opera: Jenis drama ini merupakan antara seni musik dan cerita dimana seluruh dialog pemerannya dinyanyikan bersamaan dengan iringan musik.
  5. Melodrama: Hampir sama seperti opera, melodrama mengkombinasikan musik. Bedanya adalah dialog melodrama diucapkan sesuai naskah tanpa nyanyian melainkan hanya diiringi musik saja.
  6. Tablo: Drama klasik dimana seluruh pemerannya lebih berfokus pada gerakan saja dan tidak mengucapkan dialog sedikitpun.
  7. Sendratari: Salah satu cabang kesenian yang memasukan unsur drama, seni tari, dan seni musik secara bersamaan.

Jenis drama berdasarkan Naskah

ada yang menganggap naskah drama sebagai salah satu komponen penentu suksesnya pementasan. Melalui naskah inilah seluruh dialog dan plot para pemerannya bisa diatur. Namun faktanya, tidak semua pementasan menggunakan naskah drama tersebut. Pembagian jenis drama yang terakhir bisa kita klasifikasikan berdasarkan penggunaan naskahnya.

Drama Tradisional: Pementasan drama yang tidak menggunakan naskah sama sekali. Jadi seluruh adegan dan dialognya dilaksanakan secara mendadak. Ada kalanya dalam petunjukan tidak diperlukan adanya naskah karena sifatnya yang mengikat. Banyak sekali contoh drama tanpa naskah seperti pertunjukan komedi, pewayangan, dan lain sebagainya.

Drama Modern: Kebalikan dari drama tradisional, jenis drama yang satu ini mengutamakan naskah sebagai patokan dialog dan adegan yang akan dilakukan oleh aktor. Naskah drama bisa membantu manajemen pementasan menjadi lebih teratur dan terarah. Dalam dunia layar lebar, penggunaan naskah memiliki hukum wajib.

Unsur Unsur Drama

Unsur drama bisa disebut sebagai elemen pembentuk/penyusun yang membuat karya layak disebut drama. Misalnya saja seperti alur cerita, tidak mungkin kita menyusun naskah cerita tanpa mempertimbangkan alurnya terlebih dahulu. Contoh lainnya adalah plot yang notabennya bersinggungan dengan komposisi tahapan perisitiwa. Selanjutnya diikuti dengan penokohan, latar, hingga setting waktu yang dipakai.

Secara umum, kita bisa membagi unsur kasya sastra menjadi dua jenis yakni intrinsik dan ekstriksik. Melalui berbagai unsur inilah pemenetasan drama dapat berjalan dengan lancar. Tanpa adanya kedua unsur baik intrinsik maupun ekstrinsik, pentas akan menjadi kacau dan tidak terarah. Pada sesi ini kita akan mendalami berbagai komponen yang ada pada tiap unsur drama.

Unsur Intrinsik Drama

Unsur intrinsik merupakan komponen penyusun drama yang berasal dari dalam proses pembuatan itu sendiri. Kita bisa melihat dan menilai unsur intrinsik tersebut secara langsung ketika melihat pertunjukan drama. Adapun unsur instrinsik drama yang harus kalian ketahui adalah:

Tema

Tema bisa dibilang sebagai unsur yang menjadi pokok bahasan maupun ide sebuah cerita. Tema sekaligus menjadi akar yang bisa menstimulasi munculnya berbagai unsur drama lainnya. Dari tema inilah kita bisa menarik kesimpulan plot drama, dialog antar pemeran, hingga menentukan judul cerita tersebut.

Judul

Judul merupakan tajuk utama drama yang tidak boleh dilewatkan. Konsep judul drama sama saja dengan judul pada karya lainnya seperti puisi, surat kabar, dan lain sebagainya. Judul dibuat sebagai gambaran awal yang merefleksikan tema, plot, dan isi cerita secara singkat. Misalnya saja pada drama dengan judul kancil yang bijak. Dari judul tersebut kita sudah bisa menginterpretasikan bahwa drama tersebut mengisahkan kepintaran kancil dalam menghadapi berbagai masalah.

Pemilihan judul sangat penting dalam proses penyusunan konsep cerita dan drama. Pasalnya dari judul inilah penonton bisa menebak-nebak seperti apa alur cerita, penokohan, dan ending drama tersebut. Terkadang memberikan judul yang heboh dan tidak biasa juga bisa menjadi daya tarik tersendiri di mata penonton.

Plot

Plot adalah alur atau proses jalannya cerita dari awal hingga selesai. Plot disusun berdasarkan kronologi tertentu melalui beberapa tahapan sehingga menghasilkan rangkaian cerita yang lengkap. Kita akan membahas plot lebih dalam lagi pada tahapan drama di sesi berikutnya.

Tokoh/penokohan

Salah satu unsur drama yang tidak boleh terlewat adalah penokohan atau pemilihan tokoh yang ingin digunakan. Tokoh inilah yang selanjutnya akan terlibat dialog, peran, dan konflik sesuai dengan naskah drama yang telah disusun.

Setting dan Latar

Setting merupakan istilah yang dipakai untuk mengindikasikan waktu. Sedangkan latar adalah istilah yang merujuk pada tempat terjadinya drama tersebut. Jadi, dalam membuat drama kita harus memunculkan unsur setting dan latar dengan jelas.

Dialog

Dialog biasanya disebut juga sebagai naskah drama yang dipegang oleh para pemeran. Setiap aktor memiliki tanggung jawab menghafalkan dialog mereka masing-masing. Dalam menyampaikan dialog terdapat beberapa teknik maupun trik. Misalnya saja menyesuaikan mimik wajah dengan dialog dan konteks cerita tersebut. Jika drama mengambil tema tragedi, maka kita harus tau kapan saatnya menggunakan mimik sedih dalam dialog.

Konflik

Konflik merupakan inti permasalahan yang melibatkan pertentangan dan pertiakain dalam cerita. Konflik dalam cerita bisa dialami dan diselesaikan oleh siapa saja. Namun karakter yang paling banyak mendapatkan konflik biasanya adalah pemeran utamanya atau pemeran protagonis. Pemilihan serta penyampaian alur konflik yang pas bisa menambah efek emosional drama tersebut. Jadi, dalam menyusun naskah drama usahakan menarik penonton agar seolah mereka merasakan konflik yang terjadi secara nyata.

Amanat

Jika terdapat konflik sudah pasti memuat amanat didalamnya. Unsur intrinsik drama yang terakhir ini merupakan buah pembelajaran yang bisa dipetik dari cerita sebagai teladan. Dalam penerapannya, amanat bisa disampaikan secara tersirat maupun tersurat. Dari unsur drama inilah penonton akan belajar hikmah cerita dan diharapkan bisa mengamalkannya dalam kehidupan nyata.

Unsur Ekstrinsik Drama

Terlepas dari unsur intrinsik, ada pula unsur drama yang berasal dari luar jalannya cerita. Secara garis besar unsur ekstrinsik drama ini tidak terlibat secara langsung pada jalannya drama. Namun, unsur ekstrinsik ikut memberikan dampak pada proses penyusunan naskah. Lantas apa saja unsur ekstrinsik drama?

  • Faktor politik.
  • Faktor ekonomi.
  • Faktor sosial budaya.
  • Latar belakang pendidikan.
  • Psikologis para pemeran dan kru panggung.
  • Protokol, peraturan, dan kebijakan yang ada.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *