22 Nama Kerajaan di Indonesia Beserta Sejarah Singkatnya Terlengkap
Kerajaan Kerajaan di Indonesia

22 Nama Kerajaan di Indonesia Beserta Sejarah Singkatnya Terlengkap

Posted on

22 Nama Kerajaan di Indonesia Beserta Sejarah Singkatnya Terlengkap – Di Indonesia terdapat beragam jenis kerajaan, mulai dari kerajaan bercorak Islam, Hindu, ataupun Budha. Setiap nama kerajaan di Indonesia memiliki sejarahnya masing masing. Lantas apa saja sejarah kerajaan di Indonesia itu? Beragam jenis kerajaan di Nusantara pada dasarnya hidup dengan cara berdiri sendiri. Untuk itu tidak heran jika dimasa itu banyak sekali peperangan yang terjadi diantara kerajaan kerajaan tersebut. Lantas apa saja kerajaan kerajaan yang pernah berdiri di Indonesia itu?

Kerajaan kerajaan yang pernah berdiri di Indonesia pada umumnya memiliki sejarah, raja, maupun peninggalan masing masing. Peninggalan ini dapat digunakan untuk mengetahui kapan kerajaan tersebut berdiri dan bagaimana bentuk pemerintahannya. Selain itu peninggalan sejarah ini juga dapat digunakan untuk mengetahui kerajaan tersebut memiliki corak agama Islam, Hindu ataupun Budha. Apa saja nama kerajaan di Indonesia itu?

Kerajaan Kerajaan di Nusantara

Sekarang ini negara yang kita tinggali telah merdeka dan zaman yang kita jalani sudah modern. Meski begitu Indonesia di masa lampau sebelum merdeka, banyak sekali kerajaan kerajaan yang berdiri di Nusantara. Berdirinya kerajaan ini menjadi sebuah jalan bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaan dan sekarang ini dijadikan sebagai sebuah cerita di masa lampau. Maka dari itu kita harus menghormati sejarah kerajaan di Indonesia sebagai bentuk tindakan dan sikap sebagai warga negara yang baik. Nah pada kesempatan kali ini saya akan menjelaskan tentang beberapa nama kerajaan di Indonesia beserta sejarah singkatnya terlengkap. Untuk lebih jelasnya dapat anda simak di bawah ini.

22 Nama Kerajaan di Indonesia Beserta Sejarah Singkatnya Terlengkap

Indonesia memang dikenal sebagai negara yang memiliki nilai sejarah tinggi. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya berbagai artefak dan peninggalan kerajaan dari berbagai masa. Tidak heran jika orang luar negeri menyebut negara kita sebagai surganya arkeolog. Dari temuan benda bersejarah tersebut kita bisa mengetahui berbagai nama kerajaan di Indonesia terdahulu.

Apa saja nama nama kerajaan di Indonesia itu? Bagaimana sejarah singkat kerajaan di Indonesia itu? Kerajaan kerajaan yang pernah berdiri di Indonesia itu memiliki karakternya masing masing, karena corak agama di dalamnya juga berbeda. Meskipun corak agamanya sama, namun setiap negara memiliki bentuk peninggalan yang berbeda.

Beberapa nama kerajaan di Indonesia terdiri dari kerajaan kutai, tarumanegara, kalingga, sriwijaya, melayu, mataram Hindu, wangsa isyana dan sebagainya. Setiap kerajaan memiliki sejarahnya masing masing. Di bawah ini terdapat penjelasan singkat mengenai sejarah kerajaan di Indonesia yaitu sebagai berikut:

Kerajaan Kutai

Nama kerajaan di Indonesia yang pertama ialah kerajaan kutai. Kerajaan Kutai ialah kerajaan di Indonesia yang paling tua dengan corak Hindu. Berdirinya kerajaan ini berada di tepi suangai Mahakam Kalimantan Timur pada tahun 400 Masehi. Sebenarnya nama kerajaan Kutai tersebut merupakan sebuah nama tempat penemuan prasasti menggambarkan keberadaan kerajaan yang sedang eksis sehingga para ahli memberikan nama itu. Dalam hal ini nama kerajaan tidak disebutkan dengan jelas pada prasasti karena pemerolehan informasinya juga cukup terbatas.

Dalam sejarah kerajaan di Indonesia ini terdapat penjelasan bahwa pada abad ke 4 M terdapat upacara pengorbanan yang disebutkan dalam prasasti. Selain itu para ahli juga menemukan sumber utama dalam menjelajahi sejarah kerajaan Kutai dari 7 buah yupa, selain dari prasasti. Yupa ialah tugu batu yang diciptakan oleh para Brahman sebagai tugus peringatan atas kedermawanan Raja Mulawarman kepada kaum Brahmana karena diberikan 20 ribu sapi. Sapi dalam agama Hindu melambangkan hewan yang tidak diperbolehkan untuk disembelih karena termasuk hewan suci.

Nama kerajaan di Indonesia seperti kerajaan ini juga memiliki masa keruntuhan. Dikala itu Aji Pangeran Anum Panji Mendapa (Raja Kutai Kartanegara ke 13) membunuh Maharaja Dharma Setia dalam peperangan hingga membuat kerajaan Kutai berakhir. Ketika ibukota kerajaan ini berada di Tanjung Kite (Kutai Lima), kedua kerajaan kutai berbeda satu sama lain, baik Kutai Kartanegara maupun Kutai Martadipura.

Kerajaan Tarumanegara

Nama kerajaan di Indonesia selanjutnya ialah kerajaan Tarumanegara. Kerajaan Tarumanegara ialah kerajaan yang berdiri pada tahun 450 Masehi di Jawa Barat. Tarumanegara sendiri merupakan nama yang diambil dari kata “Taruma” dengan makna sungai Citarum yang dapat membelah Jawa Barat dan kata “Negara” dengan makna negara atau kerajaan.

Peradaban kerajaan Tarumanegara diduga terdapat dalam kompleks percandian cibuaya dan percandian batujaya yang luas di Muara Citarum. Dikalam itu pemerintahan di pimpin oleh Purnawarman selaku raja kerajaan Tarumanegara.

Kerajaan Kalingga

Nama kerajaan di Indonesia selanjutnya ialah kerajaan Kalingga. Kerajaan Kalingga atau kerajaan Holing ialah kerajaan yang berdiri pada abad ke 6 M atau tahun 674 M di Jepara Jawa Tengah dengan corak Hindu. Sekarang ini belum ada kejelasan tentang letak kerajaan Kalingga secara pasti. Namun kerajaan ini kemungkinan berada diantara Kabupaten Jepara dengan Kabupaten Pekalongan. Kerajaan Kalingga memiliki sumber sejarah yang asalnya dari susunan cerita parahyangan dari beberapa abad, catatan Cina dan tradisi kisah setempat mengenai hubungannya dengan kerajaan Galuh dan ratu Shima.

Sumber sejarah kerajaan Kalingga juga berasal dari catatan Tiongkok yang menyebutkan bahwa Ratu Shima adalah seseorang yang memerintah kerajaan ini sejak abad ke 6 M. Dikala itu populer dengan pemotongan tangan seseorang bagi para pencuri sesuai dengan ketentuan dari Ratu Shima. Selain Ratu Shima, adapula Jhanabhadara yang terkenal dikala itu sebagai seorang pendeta.

Kerajaan Sriwijaya

Nama kerajaan di Indonesia selanjutnya ialah kerajaan Sriwijaya. Di Nusantara terdapat kerajaan terbesar yang bernama Sriwijaya. Berdirinya kerajaan ini berada di Sumatera Selatan. Sebenarnya di Nusantara terdapat kerajaan yang cukup berpengaruh terhadap kekuasaan daerah kemaharajaan bahari (Sriwijaya) seperti Thailand Selatan, Sumatera, Jawa Tengah, Kamboja, Jawa Barat, dan Semenanjung Malaya. Dalam bahasa Sansekerta, istilah Sriwijaya dapat dibagi menjadi kata Sri yang maknanya bercahaya dan Jaya yang maknanya gemilang. Untuk itu istilah Sriwijaya menggambarkan kemenangan yang gemilang.

Keberajaan nama kerajaan di Indonesia ini dibuktikan dengan adanya catatan pada abad ke 7 M yang ditulis oleh I Tsing (pendeta dari Tiongkok). Pendet I Tsing menuliskan sejarah kerajaan di Indonesia ini yang tinggal di Sriwijaya selama 6 bulan pada tahun 671 M ketika pertama kali mengunjunginya. Selain itu pada abad ke 7 juga terdapat prasasti tertua yang bernama prasasti Kedukan Bukit. Dalam prasasti ini terdapat tahun yang tertulis 682. Penemuan prasasti Kedukan Bukit berada di Palembang.

Masa kemunculan kerajaan Sriwijaya disebabkan oleh beruntunnya berbagai peperangan yang terjadi seperti pada tahun 1025 terdapat serangan dari Singosari oleh raja Kertanegara dan dari Koromandel India oleh Rajendra Chola 1. Kemudian kerajaan Dharmasraya dapat menguasai Sriwijaya pada tahun 1183.

Ketika masa kemunduran kerajaan Sriwijaya terjadi mengakibatkan keberadaan kerajaan tersebut seolah olah terlupakan. Kemudian pada tahun 1918, keberadaan Sriwijaya kembali diketahui karena George Cœdès (sejarawan Perancis) yang telah mempublikasikan dalam  Ecole française d’Extreme Orient. Di Kerajaan Sriwijaya terdapat beberapa raja kerajaan yang pernah memerintah seperti Sri Sangrawijayatunggawarman, Sri Jayanaga, dan Balaputradewa.

Kerajaan Melayu

Nama kerajaan di Indonesia selanjutnya ialah kerajaan Melayu. Berdirinya kerajaan melayu bersamaan dengan berdirinya kerajaan Sriwijaya. Tetapi kerajaan Sriwijaya pada tahun 692 telah menguasai kerajaan Melayu ini. Kerajaan Melayu pernah diperintah oleh beberapa raja seperti pada tahun 1183 terdapat Srimat Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa, pada tahun 1286 terdapat Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa, pada tahun 1300 diperintah oleh Akarendrawarman, pada tahun 1347 diperintah oleh Srimat Sri Udayadityawarman Pratapaparakrama Rajendra Maulimali Warmadewa, dan pada tahun 1375 terdapat Ananggawarman.

Kerajaan Mataram Hindu

Nama kerajaan di Indonesia selanjutnya ialah kerajaan Mataram Hindu. Berdirinya kerajaan ini berada di Jawa Tengah dan memiliki ibukota yang terdapat di Medang Kamulan. Kerajaan Mataram Hindu pernah diperintah oleh beberapa raja seperti Rakai Panangkaran dengan gelar Syailendra Sri Mahraja Dyah Pancapana Rakai Panangkarana, Sanna, dan Sanjaya dengan gelar Rakai Mataram Ratu Sanjaya.

Nama kerajaan di Indonesia seperti Mataram ini dibagi menjadi dua pada masa pemerintahan Rakai Panangkaran seperti di Jawa Tengah bagian selatan terdapat Mataram Budha dan di sekitar pegunungan terdapat Mataram Hindu. Namun setelah Rakai Pikatan memimpin Mataram, maka kedua kerajaan ini kembali bersatu. Kemudian terdapat penerus raja kerajaan Mataram berikutnya seperti Rakai Watukara, Tulodong, Mpu Sendok, Daksa, dan Wawa.

Kerajaan Wangsa Isyana

Nama kerajaan di Indonesia selanjutnya ialah kerajaan Wangsa Isyana. Mpu Sendok ialah seorang tokoh yang mendirikan kerajaan Wangsa Isyana ini. Namun pada tahun 929, pemerintahan Syailendra dipindahkan menuju Jawa Timur.

Selain itu kerajaan Wangsa Isyana juga memiliki beberapa raja yang pernah memerintah seperti Mpu Sendok dengan gelar Maharaja Rake Hino Sri Isyana Wikramadharmo tungga dewa, Makuta wangsa wardhana, Ananta wikrama tungga dewa, Sri Isyana tungga wijaya, Airlangga dengan gelar Sri Maharaja Rake Halu Sri Lokeswara Darmawangsa Airlangga, dan Darmawangsa dengan gelar Sri Darmawangsa Teguh Anantawikramatunggadewa.

Kerajaan Kediri

Nama kerajaan di Indonesia selanjutnya ialah kerajaan Kediri. Raja kerajaan Kediri dikala itu ialah Sri Samarawijaya. Hingga tahun 1520, kerajaan Kediri terus merebutkan kekuasaan dengan kerajaan Singosari atau Jenggala. Namun dalam sejarahm kedua kerajaan ini tidak tidak disebutkan lagi. Kemudian kerajaan Kediri kembali muncul pada tahun 117 dengan dipimpin oleh Jayabaya yang bergelar Sri Maharaja Sang Mapanji Jayabaya dan Sri Maharaja Rakai Sirikan Sri Kameswara.

Dikala itu Mpu Sedah melakukan perubahan kitab Baharata Yudha dan setelah ia meninggal Mpu Panuluhlah yang melanjutkanya. Buku yang pernah ditulis oleh Mpu Penuluh berjudul Gatutkacasraya dan Hariwangsa. Selain itu adapula dua pujangga yang terkenal dikala itu yaitu Mpu Darmaja dengan karyanya berjudul Smaradhahana dan Mpu Tanakung dengan karyanya berjudul Lubdaka serta Werasancaya. Masa kejayaan Kediri berakhir ketika kerajaan ini diserang oleh Ken Arok pada tahun 1222.

Kerajaan Bali

Nama kerajaan di Indonesia selanjutnya ialah kerajaan Bali. Kerajaan Bali pernah diperintah oleh wangsa yang terkenal bernama Wangsa Warmadewa. Selain itu adapula raja kerajaan Bali yang cukup terkenal seperti Udayana dengan gelar Dhamodayana Warmadewa dan Tri Candrabhaysingka Warmadewa. Udayana memiliki tiga putra seperti Airlangga, Marataka dan Anak Wungsu. Ketika  Anak Wungsu memerintah kerajaan Bali terdapat penemuan prasasti di Sangit, Tampak Siring (Gunung Kawi), Goa Gajah dan Gunung Panulisan dengan jumlah 28 buah.

Setelah pemerintahan wangsa Warmadewa ini, nama kerajaan di Nusantara tersebut juga diperintah oleh beberapa raja lainnya. Adapun raja kerajaan Bali lainnya seperti Jayapangus pada tahun 117 – 1181 dengan kitab Undang Undang Manawasasa yang digunakannya serta Jayasakti pada tahun 1133 – 1150 dengan kitab Rajawacana danWidhi Balawan yang digunakannya. Kemudian Kertanegara yang berasal dari Singasari berhasil menaklukkan kerajaan Bali pada tahun 1284.

Kerajaan Singasari

Nama kerajaan di Indonesia selanjutnya ialah kerajaan Singasari. Dalam buku negara kertagama dan Pararaton terdapat pemerintahan dan riwayat tentang Ken Arok beserta raja Singasari lainnya. Kerajaan Singasari pernah diperintah oleh beberapa raja seperti Ken Arok, Anusapati, Tohjaya, Ranggawuni dengan gelar Sri Jaya Wisnuwardhana, dan Kertanegara dengan gelar Srimaharajadhiraja Sri Kartanegara.

Kerajaan Majapahit

Nama kerajaan di Nusantara selanjutnya ialah kerajaan Majapahit. Pada tahun 1292, raden Wijaya cucu dari Mahisa Campaka sekaligus anak dari Lembu Tal mendirikan kerajaan Majapahit ini setelah bala tentara Cina dan Kubilai Khan diperdaya olehnya. Bala tentara tersebut berniat untuk menghukum Raja Jawa karena di Singasari pada masa pemerintahan Kertanegara, beliau menghina utusannya yang bernama Meng Ki.

Dikala itu Jayakatwang dari kerajaan Kediri berhasil menghancurkan Kartanegara. Namun Kediri sendiri dapat dihancurkan oleh bala tentara dari Kubilai Khan. Kemudian Raden Arjuna dapat menghancurkan bala tentara Cina karena memperoleh bantuan dari Arya Wiraraja melalui siasatnya. Pada akhirnnya Raja Majapahit yang pertama diberikan kepada Raden Wijaya bergelar Kertarejasa Jayawardhana. Inilah yang membuat nama kerajaan di Indonesia tersebut mulai dikenal. Selain iu Raden Wijaya menikahi putri Kertanegara yang berjumlah 4 orang seperti Gayatri, Prajnaparamita, Tribuana dan Narendraduhita.

Setelah itu raja Kertarajasa meninggal pada tahun 1309. Namun Kertarajasa memiliki tiga putra yang ditinggalkannya seperti:

  • Dari Permaisuri terdapat Jayanegara.
  • Dari Gayatri terdapat Sri Ditarya yang nantinya akan menjadi Bhre Kahuripan.
  • Dari Gayatri terdapat Dyah Wiyat yang nantinya akan menjadi Bhre Daha.

Kerajaan Samudera Pasai

Nama kerajaan di Indonesia selanjutnya ialah kerajaan Samudera Pasai. Kerajaan Samudera Pasai ialah kerajaan di Nusantara yang pertama bercorak Islam. Kerajaan ini didirikan pada abad ke 13 dan berada di Aceh Utara atau termasuk dalam Kabupaten Lhoksumawe sekarang ini. Kerajaan Samudera Pasai memiliki beberapa raja yang pernah memerintah seperti pada tahun 635 H – 1297 M terdapat Sumtan Malik al Saleh dan Sultan Muhammad dengan gelar Sultan Malik al Tathir.

Kerajaan Demak

Nama kerajaan di Nusantara selanjutnya ialah kerajaan Demak. Raden Patah pada awal tahun 1500 telah melepaskan diri dari Majapahit dan memeluk agama Islam sampai akhirnya menjadi seorang Bupati Demak. Kerajaan Demak didirikan oleg Raden Patah atas bantuan dari para ulama. Kemudian Demak dikembangkan menjadi pusat agama Islam yang berkembang. Namun karena Portugis berhasil menguasai Malaka, membuat hubungan Malaka dengan Demak pada tahun 1511 menjadi terputus. Kemudian Pati Unus memimpin armada Demak pada tahun 1513 untuk menyerang Malaka, namun penyerangan mengalami kegagalan.

Nama kerajaan di Indonesia ini terkenal dengan rajanya yang bernama Pati Unus. Pati Unus memerintah kerajaan Demak selama tiga tahun dan populer dengan nama pangeran Sabrang Lor. Pati Unus memiliki menantu yang bernama Sultan Trenggana. Kemudian armada Demak dipimpin oleh Faletehan (ulama dari Pasai) yang dipercaya untuk merebut Sunda Kelapa, Cirebon dan Banten dari kekuasaan Pajajaran pada tahun 1522. Namun dalam upaya menaklukkan Pasuruan pada tahun 1546 mengakibatkan gugurnya Sultan Trenggana. Setelah itu kekuasaan Demak diperebutkan oleh adik Sultan Trenggana (Pangeran Sekar) dengan putra Sultan Trenggana yang sulung (Sunan Prawata). Pada akhirnya Pangeran Sekar dapat dibunuh oleh Sunan Prawata dan membuat ia naik tahta. Tetapi Sunan Prawata tidak lama kemudian dibunuh oleh anak Pangeran Sekar yang bernama Arya Penangsang.

Kerajaan Pajang

Nama kerajaan di Nusantara selanjutnya ialah kerajaan Pajang. Dalam sejarah kerajaan di Indonesia ini terdapat peristiwa pembinasaan Arya Penangsang oleh menantu Sultan Trenggana (Jaka Tingkir) dengan bantuan Kyai Ageng Pemanahan. Kemudian tahta diberikan kepada Jaka Tingkir dengan gelar Adiwijaya dan pusat Kerajaan Demak dipindahkan menuju Pajang. Pada dasarnya berdirinya kerajaan Pajang ini tidak lama. Namun kekuasaan diperebutkan setelah wafatnya Sultan Adiwijaya. Kekuasaan ingin direbut oleh anak Sunan Prawata (Arya Pangiri), namun anak Sultan Adiwijaya (Pangeran Benawa) menggagalkannya dengan bantuan anak Kyai Ageng Pemanahan (Sutawijaya). Meski begitu Pangeran Benawa menyerahkan kekuasaannya ke Sutawijaya karena merasa tidak sanggup menggantikan tahta ayahnya. Setelah itu pusat pemerintahan Pajang dipindahkan menuju Mataram.

Kerajaan Mataram Islam

Nama kerajaan di Indonesia selanjutnya ialah kerajaan Mataram Islam. Pada tahun 1601, Sutawijaya atau Penambahan Senapati telah wafat. Pada abad ke 17 di Pulau Jawa pernah didirikan kerajaan Islam yang bernama Kesultanan Mataram. Pimpinan kerajaan ini berasal dari keturunan dinasti Ki Ageng Pemanahan dan Ki Ageng Sela yang notabennya mengkritik penguasa cabang ningkrat keturunan di Majapahit. Pada masa kejayaan Mataram terjadi penyatuan antara tanah Jawa dengan sekitarnya, termasuk wiayah Madira. Negeri tersebut melakukan penyerangan VOC di Batavia karena dalam firma dagang dilakukan pencegahan agar tidak berkuasa lagi. Tetapi yang lebih ironis lagi pada masa keruntuhan Mataram, kerajaan ini memperoleh bantuan dari VOC.

Nama kerajaan di Nusantara seperti Mataram ini ialah kerajaan yang relatif lemah dan berbasis pertanian/agraris dalam lingkup maritim. Namun sampai sekarang Mataram masih meninggalkan berbagai jejak sejarah seperti di Pantura Jawa Barat terdapat sistem persawahan, di Pasundan terdapat politik feodal, di Jakarta/Batavia terdapat kampung Matraman, dalam literatur bahasa Sunda menggunakan hanacaraka dan sebagainya.

Kerajaan Banten

Nama kerajaan di Indonesia selanjutnya ialah kerajaan Banten. Fatelehan dapat menguasai Sunda Kelapa, Cirebon dan Banten setelah merebutnya. Namun pada tahun 1522 terjadi perebutan kekuasan yang terdapat di Demak. Kemudian kekuasaan Banten diserahkan oleh Fatelehan kepada putranya yang bernama Hasanuddin. Hasanuddin tersebut dijadikan sebagai raja kerajaan Banten yang pertama. Di sisi lain Fatelehan lebih berfokus pada agama Islam yang terdapat di Gunung Jati, Cirebon. Masa kejayaan Kesultanan Banten hanya berlangsung tiga abad. Di waktu tersebut Eropa mulai datang ke Banten dan menyebarkan pengaruhnya. Dikala itu terjadi perebutan perdagangan dan sumber daya dalam persaingan kekuatan global dan perang saudara.

Pada tahun 1813 terjadi masa keruntuhan Kerajaan Banten setelah penghancuran simbol kekuasan kota Intan yang bernama Istana Surosowan. Di kala itu pemerintahan kolonial Hindia Belanda telah menaklukkan para Sultan Bandi di akhir periode pemerintahannya. Di bawah ini terdapat beberapa raja Kerajaan Banten lainnya yaitu diantaranya:

  • Pangeran Yusuf
  • Abdulmufakir yang usianya baru 5 tahun, namun Mangkubumi Jayanegaralah yang mengendalikan pemerintahan.
  • Maulana Muhammad yang usianya baru 9 tahun, tetapi dalam upaya penyerangan Palembang membuat ia gugur pada tahun 1596.

Kerajaan Malaka

Nama kerajaan di Indonesia selanjutnya ialah kerajaan Malaka. Letak kerajaan ini tidak berada di kawasan Nusantara. Portugis berhasil menguasai Malaka pada tahun 1511. Di bawah ini terdapat beberapa raja kerajaan Malaka yang pernah memerintah yaitu sebagai berikut:

  • Sultan Mahmud Syah
  • Sultan Mansyur Syah
  • Paramisora yang namanya berganti menjadi Sultan Iskandar Syah setelah memeluk Islam karena dulu pernah lari dari Majapahit.

Kerajaan Aceh

Nama kerajaan di Nusantara selanjutnya ialah kerajaan Aceh. Dalam sejarah kerajaan di Indonesia ini pada awalnya termasuk kerajaan kecil pada awal abad ke 16. Di kala itu Aceh dipimpin oleh Pedir. Namun adapula beberapa raja kerajaan Aceh yang pernah memerintah yaitu meliputi:

  • Sultan Ibrahim. Pada masa pemerintahannya, Aceh dapat lepas dari kekuasaan Pedir. Setelah Malaka diambil alih oleh Portugis, kemudian kerajaan Aceh mengalami kemajuan. Bahkan perdagangan dari Gujarat dan Arab dapat dialihkan ke kerajaan tersebut.
  • Sultan Iskandar Muda. Masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda ini terjadi pada tahun 1607 sampai 1639. Masa kejayaan kerajaan Aceh ini terjadi pada masa pemerintahan tersebut.

Kerajaan Ternate

Nama kerajaan di Indonesia selanjutnya ialah kerajaan Ternate. Pada abad ke 13 kerajaan Ternate ini didirikan. Kemudian menjadi kerajaan Islam pada abad ke 14. Masa kejayaan kerajaan Ternate terjadi pada masa pemerintahan Sultan Baabullah. Portugis dapat diusir oleh Sultan Baabullah dari Maluku pada tahun 1575. Gelar Baabullah dapat menyebar sampai 72 pulau, bahkan sampai ke wilayah Filipina juga.

Kerajaan Tidore

Nama kerajaan di Nusantara selanjutnya ialah kerajaan Tidore. Kerajaan Tidore ialah kerajaan yang terdapat di Maluku dengan corak agama Islam. Kerajaan Tidore pernah diadu domba dengan kerajaan Tidore karena pengaruh dari Spanyol dan Portugis. Namun Ternate dan Tidore bekerja sama untuk mengusir Portugis dari wilayah Maluku. Perjuangan untuk mengusir Belanda dilakukan oleh Sultan Nurku yakni raja kerajaan Tidore yang terkenal. Adapun wilayah kekuasan dari Tidore yaitu Papua, Seram, Halmahera dan Kai.

Kerajaan Makassar

Nama kerajaan di Indonesia selanjutnya ialah kerajaan Makassar. Di wilayah Sulawesi Selatan pada abad ke 16 terdapat dua kerajaan yang bernama Tallo dan Goa. Kemudian kerajaan tersebut bersatu menjadi kerajaan Goa Tallo. Ibukota kerajaan ini berada di Sombaopu di Sulawesi dan menjadi kerajaan pertama yang bercorak Islam. Adapun raja kerajaan Goa Tallo yang pernah memerintah yaitu:

  • Raja Goa Daeng Manribia dengan gelar Sultan Alaudin.
  • Sultan Hasanuddin. Masa kejayaan kerajaan Makassar terjadi pada periode pemerintahan Sultan Hasanuddin ini.

Kerajaan Banjar

Nama kerajaan di Nusantara selanjutnya ialah kerajaan Banjar. Kerajaan Banjar yang terdapat di Kalimantan Selatan dapat menaklukkan Kerajaan Daha pada abad ke 76. Kerajaan Banjar merupakan kerajaan yang bercorak agama Islam. Raja kerajaan Banjar dikala itu bernama Raden Samudra dan namanya berganti menjadi Sultan Suryanullah setelah memeluk agama Islam.

Apakah anda sudah paham nama nama kerajaan di Indonesia itu? Di Indonesia memang terdiri dari beberapa jenis kerajaan, mulai dari kerajaan bercorak Hindu, Budha, maupun Islam. Setiap kerajaan memiliki ciri khas dan karakteristiknya sendiri.

Demikianlah beberapa nama kerajaan di Indonesia beserta sejarah kerajaan di Indonesia singkat terlengkap yang dapat saya bagikan. Kerajaan kerajaan di Nusantara tersebut memiliki corak agama yang berbeda beda, mulai dari agama Hindu, Islam ataupun Budha. Semoga artikel ini dapat bermanfaat dan terima kasih telah berkunjung di blog ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *