Sejarah Kerajaan Islam di Kalimantan Terlengkap
Kerajaan Islam di Kalimantan

Sejarah Kerajaan Islam di Kalimantan Terlengkap

Posted on

Sejarah Kerajaan Islam di Kalimantan Terlengkap – Seperti yang telah kita ketahui bahwa di negara Indonesia terdapat beberapa jenis kepercayaan seperti Islam, Budha, Hindu dan masih banyak lagi. Apakah anda tahu kepercayaan ini telah ada sejak zaman nenek moyang kita? Pada zaman dahulu, kerajaan kerajaan di Indonesia dapat dibagi menjadi beberapa kategori menurut corak agama yang dianutnya. Contohnya saja kerajaan Islam di Indonesia.

Di Nusantara tersebut terjadi perkembangan Islam yang mengakar kuat di wilayah Pulau Kalimantan. Masuknya Islam di Kalimantan berasal dari beberapa sumber teori. Salah satunya ialah penjelasan Marzuki dalam Kebudayaan Islam dan Tarikh di agama Islam yang masuk ke Pulau Kalimantan melewati pintu bagian timur. Tunggang Parangan dan Datuk Ri Bandang adalah orang orang pertama kali mengislamkan Kalimantan Timur. Lantas apakah anda tahu sejarah kerajaan Islam di Kalimantan itu? Perkembangan kerajaan Islam di Kalimantan pada dasarnya sama seperti perkembangan Islam di wilayah Nusantara lainnya.

Peta Kerajaan Islam di Kalimantan

Datangnya mubalig Tunggang Parangan dan Datuk Ri Bandang ke Kalimantan sekitar wilayah Kutai ketika orang Makassar memeluk Islam. Menurut perkiraan di daerah tersebut dan sekitarnya terjadi proses islamisasi sejak tahun 1575 M. Selain itu di Kalimantan menurut teori lainnya terjadi proses Islamisasi yang pelaksanaannya bermula dari Kerajaan Brunei. Brunei dikala itu adalah pelabuhan dagang di Kalimantan yang cukup terkenal. Pada kesempatan kali ini saya akan menjelaskan tentang sejarah kerajaan Islam di Kalimantan terlengkap. Untuk lebih jelasnya dapat anda simak di bawah ini.

Sejarah Kerajaan Islam di Kalimantan Terlengkap

Kerajaan kerajaan bercorak Islam di Indonesia pada dasarnya tersebar diberbagai wilayah. Masing masing wilayah memiliki sejarah kerajaan, bukti peninggalan dan latar belakang yang tidak sama. Salah satu wilayah yang menganut agama Islam tersebut ialah wilayah Kalimantan. Apakah anda tahu bagaimana sejarah kerajaan Islam di Kalimantan itu?

Dalam sejarah kerajaan Islam di Kalimantan yang tercatat di sejarah Nasional III menurut Nugroho Notosusanto dan Marwati Djoened Poesponegoro menjelaskan bahwa banyak kerajaan dengan corak agama Islam yang berdiri di seluruh Kalimantan, baik kerajaan besar maupun kecil. Perkembangan kerajaan Islam di Kalimantan terdiri dari Kerajaan Pontianak, Kerajaan Banjar atau Banjarmasin dan Kerajaan Kertanegara ing Martadipura. Berikut penjelasan mengenai sejarah Kerajaan Pontianak, sejarah Kerajaan Banjar atau Banjarmasin dan sejarah Kerajaan Kertanegara ing Martadipura yaitu meliputi:

Kerajaan Banjar atau Banjarmasin

Sejarah kerajaan Islam di Kalimantan yang pertama akan saya bahas ialah sejarah kerajaan Banjarmasin. Letak kerajaan banjar berada di wilayah Kalimantan Selatan. Pusat kerajaan Banjarmasin berada di daerah hulu Sungai Nagara di Amuntai. Berdirinya kerajaan Banjarmasin menurut perkiraan terjadi sekitar abad ke 16 pertengahan. Kerajaan ini dibuktikan dengan ditemukannya beberapa sumber sejarah seperti:

  • Kronik Banjarmasin dan hikayat Banjar yang menjelaskan tentang kehidupan dalam Kerajaan Banjarmasin.
  • Negarakertagama yang menjelaskan tentang kerajaan sebelum Kerajaan Banjar (Kerajaan Daha) yang berhubungan dengan Majapahit.
Kerajaan Banjar

Kehidupan Politik Kerajaan Banjar

Dalam sejarah kerajaan Islam di Kalimantan juga dijelaskan mengenai kehidupan politik didalam sejarah kerajaan Banjarmasin. Adapun raja Kerajaan Banjar yang pernah memerintah yaitu meliputi:

Raden Samudra atau Sultan Suryanullah (1520 – 1546 M)
Raja kerajaan Banjarmasin yang pertama ialah Raden Samudra dengan gelar Sultan Suryanullah. Kerajaan Banjar diperluas kekuasaannya pada masa pemerintahan Raden Samudra hingga ke Batanglawi, Kota waringin, Madawi, Sambas, Sambangan, Sukadana, dan Sampit.

Sultan Rahmatullah (1546-1570 M)
Sultan Rahmatullah merupakan anak Sultan Suryanullah yang paling tua. Dalam sejarah kerajaan Islam di Kalimantan seperti sejarah kerajaan Banjar dijelaskan bahwa Demak memperoleh bayaran upeti dari Sultan Rahmatullah ketika memerintah Banjarmasin. Dikala itu Demak telah menjadi kerajaan Pajang.

Sultan Hidayatullah (1570-1595 M)
Sultan Hidayatullah merupakan anak dari Sultan Rahmatullah. Ketika Sultan Hidayatullah memerintah kerajaan banjar tidak lepas dari dukungan Patih Kiai Anggadipa yang selalu mendampingi.

Sultan Mustain Billah dan Sultan Mahrum Panembahan (1595 – 1641 M)
Dalam sejarah kerajaan Islam di Kalimantan, lebih tepatnya di dalam sejarah kerajaan Banjar terdapat raja selanjutnya yang pernah memerintah yakni Sultan Mustain Billah dan Sultan Mahrum Panembahan. Kerajaan Banjarmasin dikala pemerintahan tersebut terjadi pemindahan ibukota kerajaan menuju Amuntai. Selain itu beberapa kerajaan di sekitarnya sangat memuja Sultan Mustain. Kerajaan Banjar dapat menguasai semua kerajaan di Kalimantan Tenggara dan dapat membendung pengaruh dari Mataram karena 50.000 prajurit yang dimiliki oleh Sultan Mahrum. Namun pada tanggal 7 Juni 1906 terjadi perselisihan antara Belanda dengan Kerajaan Banjarmasin dikarenakan Gillis Michielse Zoon (penguasa Belanda) telah terbunuh. Akhirnya Banjar memperoleh serangan dari Belanda dan ibukota Banjar dipindahkan oleh Sultan Mustain menuju Kayu Tangi.

Sultan Adam (1825-1857 M)
Raja kerajaan Banjar selanjutnya ialah Sultan Adam. Ketika Sultan Adam memerintah terdapat perselisihan antara Belanda dan Inggris dengan Kerajaan Banjar ataupun perselisihan diantara kalangan intern kerajaan. Pihak Belanda selalu campur tangan dengan masalah kerajaan setelah wafatnya Sultan Adam. Bahkan Belanda juga yang menentukan pergantian kekuasaan di dalam kerajaan tersebut. Karena hal inilah masyarakat dan para tokoh banjar merasa resah serta menimbulkan pertentangan diantara kerluarga kerajaan. Akibatnya Kerajaan Banjar melakukan perlawanan ke pihak Belanda. Puncak perjuangan Banjar melawan Belanda terjadi pada tahun 1859 – 1863. Dalam perjuangan melawan Belanda tersebut timbullah beberapa tokoh yang berperan serta seperti Haji Nasrun, Pangeran Antasari, dan Pangeran Deman Leman/

Kerajaan Kutai Kartanegara ing Martadipura

Sejarah kerajaan Islam di Kalimantan selanjutnya yang akan saya bahas ialah sejarah kerajaan Kutai Kartanegara ing Martadipura. Kerajaan Kutai Kartanegara terletak di daerah Tenggarong, Kalimantan Timur. Pada abad ke 14 diperkirakan telah berdiri kerajaan Hindu yang bernama kerajaan Kutai. Namun kerajaan ini telah berganti corak menjadi Islam pada abad ke 16. Berdirinya kerajaan ini dibuktikan dengan adanya penemuan beberapa sumber sejarah seperti:
  • Hikayat Kutai yang menjelaskan tentang sejarah kerajaan Kutai Kartanegara ing Martadipura.
  • Kitab Negarakertagama yang berisi penjelasan hubungan antara kerajaan Kutai Kartanegara dengan Majapahit.
Kerajaan Kutai Kartanegara

Kehidupan Politik Kerajaan Kutai Kartanegara

Dalam sejarah kerajaan Islam di Kalimantan juga dijelaskan mengenai kehidupan politik di dalam sejarah kerajaan Kutai Kartanegara. Adapun raja Kerajaan Kutai Kartanegara yang pernah memerintah yaitu meliputi:
  • Pada tahun 1525 – 1600 M terjadi masa pemerintahan Raja Mahkota.
  • Pada tahun 1739 – 1782 M terjadi masa pemerintahan Sultan Aji Muhammad Muslihuddin.
  • Pada tahun 1782 – 1845 M terjadi masa pemerintahan Sultan Aji Muhammad Slehuddin.
  • Pada tahun 1854 – 1899 M terjadi masa pemerintahan Sultan Aji Muhammad Sulaiman.

Kerajaan Pontianak

Sejarah kerajaan Islam di Kalimantan selanjutnya yang akan saya bahas ialah sejarah kerajaan Pontianak. Letak kerajaan ini berada di Pontianak Timur, Kota Pontianak, Kalimantan Barat.
Kerajaan Pontianak

Kehidupan Politik Kerajaan Pontianak

Dalam sejarah kerajaan Islam di Kalimantan juga dijelaskan mengenai kehidupan politik di dalam sejarah kerajaan Pontianak. Adapun raja Kerajaan Pontianak yang pernah memerintah yaitu meliputi:

Syarif Abdurrahman Alqadrie (1771-1808 M)
Dalam sejarah kerajaan Pontianak terdapat Syarif Abdurrahman Alqadrie yang telah mendirikan kerajaan ini pada tahun 1771. Syarif Abdurrahman Alqadrie merupakan anak dari seorang Hadramaut dan pendakwah yang bernama Sayid Habib Husein Alqadrie. Habib Husein ialah tokoh di Kalimantan Barat yang cukup dihormati, terutama di wilayah Sukadana. Namun ketika Sayid Habib Husein Alqadrie wafat kemudian ketokohannya diberikan kepada putranya yaitu Syarif Abdurrahman Alqadrie. Syarif Abdurrahman Alqadrie bersama masyarakat yang menjungjungnya kemudian melakukan perjalanan dan berpindah tempat tinggal menuju Pontianak. Kemudian Syarif Abdurrahman Alqadrie mendirikan masjid agung dan keraton di Pontianak tersebut.

Syarif Kasim Alqadrie (1808-1891 M)
Dalam sejarah kerajaan Islam di Kalimantan, lebih tepatnya di dalam sejarah kerajaan Pontianak terdapat raja selanjutnya yang pernah memerintah yakni Syarif Kasim Alqadrie. Belanda memiliki campur tangan dalam mengangkat Syarif Kasim Alqadrie sebagai raja kerajaan Pontianak selanjutnya. Pada dasarnya raja kerajaan Pontianak telah diwariskan kepada Syarif Usman (putra Syarif Abdurrahman) ketika Syarif Abdurrahman telah wafat. Namun pengangkatan Syarif Kasim sebagai raja kerajaan pontianak hanya dapat menjabat selama 10 tahun saja menurut perjanjian kesempatan yang ada. Tetapi Syarif Kasim tetap memerintah Pontianak sampai ia wafat. Ketika Syarif Kasim memerintah Pontianak, pihak Belanda diberikan izin untuk membangun Benteng Marianne’s Oord di wilayah Pontianak. Benteng Marianne’s Oord sering dikenal dengan Benteng du Bus.

Syarif Usman Alqadrie (1819-1855 M)
Raja kerajaan Pontianak selanjutnya ialah Syarif Usman Alqadrie. Ketika Syarif Usman Alqadrie memerintah Pontianak, pembangunan Masjid Jami diteruskan olehnya. Kemudian pada tahun 1855 Syarif Usman Alqadrie mulai membangun Istana Kadriah.

Syarif Hamid Alqadrie (1855-1872 M)
Dalam sejarah kerajaan Pontianak terdapat raja selanjutnya yakni Syarif Hamid Alqadrie. Kerajaan Pontianak ketika masa pemerintahan Syarif Hamid Alqadrie mengalami penurunan wilayah kekuasaan. Namun pihak Belanda memperluas perdagangan dan pusat pemerintahan di Sungai Kapuas bagian barat. Belanda melakukan hal tersebut untuk membuat peran Sultan menjadi lebih kecil.

Syarif Yusuf Alqadrie (1872-1895 M)
Dalam sejarah kerajaan Islam di Kalimantan, lebih tepatnya di dalam sejarah kerajaan Pontianak terdapat raja selanjutnya yang pernah memerintah yakni Syarif Yusuf Alqadrie. Syarif Yusuf Alqadrie terkenal sebagai seorang yang menyebarkan agama Islam dibandingkan sebagai seorang raja Pontianak.

Syarif Muhammad Alqadrie (1895-1944 M)
Raja kerajaan Pontianak selanjutnya ialah Syarif Muhammad Alqadrie. Ketika Syarif Muhammad Alqadrie memerintah Pontianak terjadi perubahan yang cukup mendasar seperti hukum pidana dan perdata yang telah menggantikan syariat Islam, dimana dikala itu syariat Islam telah dihapuskan. Masalah kerajaan ini tidak terlepas dari campur tangan Belanda. Dikala itu pakaian Melayu bersamaan dengan pakaian kebesaran eropa telah diresmikan. Ketika Syarif Muhammad Alqadrie berkuasa sebenarnya adalah perpindahan kekuasaan Belanda terhadap Jepang. Bahkan terjadi peristiwa Mandor pada masa pemerintahan Syarif Muhammad Alqadrie yakni penuduhan Syarif Muhammad Alqadrie telah bekerjasama dengan belanda dan penjatuhan hukuman mati kepada Syarif Muhammad Alqadrie beserta tokoh dan kerabat di Pontianak. Pada tanggal 2 Juni 1944 tersebutlah terjadi peristiwa Mandor.

Sekian penjelasan mengenai sejarah kerajaan islam di Kalimantan terlengkap. Pada dasarnya perkembangan kerajaan Islam di Kalimantan telah tercatat dalam sejarah Nasional III menurut Nugroho Notosusanto dan Marwati Djoened Poesponegoro yang menjelaskan bahwa banyak kerajaan dengan corak agama Islam telah berdiri di seluruh Kalimantan, baik kerajaan besar maupun kecil. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan anda dan terima kasih telah berkunjung di blog ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *