Sejarah Kerajaan Kalingga atau Holing Beserta Peninggalan – Di Indonesia pada umumnya memiliki bukti sejarah di dalamnya. Banyak kerajaan yang pernah berdiri di Indonesia. Misalnya saja kerajaan kalingga atau kerajaan holing. Kerajaan ini memiliki bukti sejarah, peninggalan dan latar belakangnya sendiri.
Kerajaan Kalingga atau holing menurut perkiraan ahli sejarah memiliki pusat yang terdapat di wilayah Pekalongan dan Jepara. Kerajaan Kalingga ialah kerajaan Hindu Budha tradisional sekitar abad ke 6 -17 M yang berkembang di pesisir Jawa Tengah bagiam utara. Dalam kehidupan sehari hari biasanya menggunakan bahasa Sansekerta dan bahasa Melayu Kuno. Kerajaan Holing sebagian masyarakatnya memeluk agama Hindu dan Budha, namun adapula yang memeluk kepercayaan luluhur di sebagian kecil masyarakat lainnya. Lantas apakah anda tahu sejarah kerajaan Kalingga itu? Apa saja peninggalan kerajaan Kalingga?
![]() |
Ilustrasi Kehidupan Masyarakat Kerajaan Kalingga |
Puncak kejayaan kerajaan Kalingga terjadi pada masa pemerintahan ratu Maharani Shima. Penggambaran Ratu Shima ialah pemimpin yang taat dan tegas dalam peraturan kerajaan. Ratu shima memiliki masa pemerintahan pada tahun 674 – 732 M menurut sejarah yang diambil dari catatan kronik Tiongkok dan catatan lokal masyarakat di Jawa Tengah. Penjelajah sekaligus pendeta yang bernama I-Tsing ialah orang yang pertama kali memberikan berita terkait keberadaan kerajaan Holing tersebut. Selain itu menurut cerita Dinasti Tiang pada tahun 618 – 906 M juga menjelaskan tentang keberadaan dari kerajaan Kalingga tesebut. Nah pada kesempatan kali ini saya akan menjelaskan tentang sejarah kerajaan Kalingga (Holing) beserta peninggalan kerajaan Kalingga. Untuk lebih jelasnya dapat anda simak di bawah ini.
Contents
Sejarah Kerajaan Kalingga atau Holing Beserta Peninggalan
Apa itu kerajaan kalingga? Kerajaan Holing atau kerajaan kalingga adalah kerajaan pertama yang ada di pantai Jawa Tengah bagian utara pada abad ke 6 Masehi dengan corak agama Hindu Budha. Munculnya kerajaan ini bersamaan dengan kerajaan Tarumanegara dan kerajaan Kutai.
Menurut sejarah Kerajaan Kalingga dijelaskan bahwa terdapat tembok besar dari potongan kayu yang mengelilingi ibukota Holing. Bahkan Raja Kalingga memiliki singgasana yang berasal dari gading dan ia tinggal di bangunan bertingkat yang besar dimana atapnya terbuat dari daun palem. Penduduk kerajaan Holing sebagian besar memiliki kepintaran dalam pembuatan minuman keras.
Kerajaan ini menawarkan komoditi yang berupa gading gajah, emas, kulit penyu, cula badak dan perak. Di bawah ini terdapat penjelasan mengenai sejarah kerajaan Kalingga dan peninggalan kerajaan Kalingga yaitu sebagai berikut:
Masa Kejayaan Kerajaan Kalingga
Masa kejayaan kerajaan Holing terjadi pada masa pemerintahan Ratu Shima. Ratu Kerajaan Kalingga ini dikenal sebagai ratu yang sangat disiplin. Hal ini membuat kerajaan lain penasaran dengan sistem pemerintahan beliau, menimbulkan rasa segan, hormat dan kagum. Bahkan semua bentuk kebudayaan di masa pemerintahan beliau juga semakin maju pesat. Begitu pula dengan perkembangan agama Budha yang semakin harmonis dan rukun.
Dalam sejarah kerajaan Kalingga pada masa kejayaannya juga dijelaskan bahwa wilayah disekitar kerajaan Holing sering dikenal dengan nama Di Dyang karena keadaan tersebut. Maknanya tempat kepercayaan Hindu dan Budha yang dapat bersatu dengan rukun dan harmonis. Ratu Shima menggunakan sistem pertanian dalam bercocok tanam seperti di Kerajaan kakak mertuanya. Sistem pertanian ini disebut dengan Subak. Akibatnya menimbulkan kebudayaan baru yang bernama Tanibhala yakni masa pencaharian masyarakat dalam bertani atau bercocok tanam.
Masa Keruntuhan Kerajaan Kalingga
Peninggalan Kerajaan Kalingga
Prasasti Kerajaan Kalingga
Dalam sejarah Kerajaan Kalingga terdapat bentuk peninggalan yang berupa prasasti. Penemuan prasasti peninggalan kerajaan Kalingga tersebut berada di sekitar pesisir pantai Jawa bagian utara. Prasasti Kerajaan Holing yang ditemukan berjumlah dua yakni prasasti Tukmas dan prasasti Sojomerto.
Prasasti Tukmas
Prasasti Tukmas ialah peninggalan kerajaan Holing yang terdapat dalam sejarah kerajaan Holing. Pertama kali penemuan prasasti Tukmas berada di lereng Gunung Merapi bagian barat atau lebih tepatnya di Dusun Dakawu, Desa Lebak, Kecamatan Grabak, Magelang Jawa Tengah. Prasasti Kerajaan Kalingga ini ditulis menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta. Aksaranya memiliki bentuk yang lebih muda daripada aksara yang terdapat pada masa Purnawarman.
![]() |
Gambar Prasasti Tukmas |
Dalam sejarah kerajaan Kalingga juga dijelaskan bahwa pada abad ke 7 M terdapat peninggalan kerajaan Kalingga yang berupa prasati Tukmas. Pahatan prasasti tersebut berada di batu alam yang besar letaknya dekat di sebuah mata air. Prasasti Tukmas juga berisi gambar trisula, cakra, bunga teratai, kendi dan kelangsangka yang artinya hubungan antara dewa Hindu dengan para manusia. Prasasti kerajaan Kalingga ini juga menjelaskan bahwa terdapat aliran sungai yang menuju Sungai Gangga India beserta mata air yang bersih dan jernih.
Prasasti Sojomerto
![]() |
Gambar Prasasti Sojomerto |
Peninggalan kerajaan Holing selanjutnya ialah prasasti Sojomerto. Penemuan prasasti Kerajaan Holing tersebut berada di desa Sojomerto, Kecamatan Reban, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Prasasti Sojomerto diperkirakan sudah ada sejak abad ke 7 M dan menggunakan bahasa Melayu Kuno serja aksara Kawi. Prasasti tersebut berasal dari batu andesit dengan panjang 43 cm, tebal 7 cm dan tinggi 78 cm. Didalamnya terdapat 11 baris tulisan, namun karena faktor usianya mengakibatkan sebagian baris tulisannya menjadi rusak. Isi prasasti Sojomerto ialah tokoh Dapunta beserta semua keluarganya dan sifatnya keagamaan Siwais. Dapunta memiliki istri bernama Sampula, ayah bernama Santanu dan ibu bernama Bhadrawati. Dapunta Selendra ialah tokoh utama yang menjadi asal mula kekuasaan raja keturunan dari Wangsa Syailendra di Kerajaan Mataram Hindu.
Sejarah kerajaan Kalingga di sekitar pantai Jawa tengah bagian utara dibuktikan dengan penemuan dua prasasti peninggalan kerajaan Kalingga tersebut. Kerajaan Holing dipimpin oleh Ratu Shima dengan corak Hindu Siwais sehingga dapat menjadi sebuah kerajaan yang besar. Ratu kerajaan Kalingga terkenal sebagai ratu yang memiliki keteguhan dan kedisiplinan dalam mematuhi peraturan kerajaannya.
Candi dan Situs Bersejarah
Peninggalan Kerajaan Kalingga dalam sejarah Kerajaan Kalingga selanjutnya berupa candi dan situs bersejarah. Penemuan candi dan situs berejarah berada di sekitar puncak Gunung Muria. Di bawah sampai puncak Gunung Muria telah ditemukan beberapa peninggalan Kerajaan Holing yang letaknya berdekatan. Adapun beberapa bentuk peninggalannya yaitu meliputi:
- Candi Angin yang penemuannya berada di sekeliling Desa Tempur, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.
- Candi Bubrah yang penemuannya berada di sekeliling Desa Tempur, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah seperti halnya dengan Candi Angin.
- Situs Puncak Sanga Likur yang penemuannya di Puncak Gunung Muria (Puncak Rahtawu) dekat dengan Kecamatan Keling. Bahkan terdapat beberapa arca batu disekitar pegunungan tersebut seperti arca Togog, Narada, Batara Guru dan Wisnu. Namun pengangkatan arca ini sampai ke puncak Gunung Muria belum diketahui bagaimana caranya. Terlebih lagi medan untuk menuju puncak gunung juga sangat sulit.
Selain itu juga ditemukan prasasti peninggalan Kerajaan Kalingga yang berupa prasasti Rahtawu di Balai Arkeologi Yogyakarta pada tahun 1990. Adapula 6 tempat pemujaan dikawasan tersebut selain 4 arca di atas. Nama nama tempat pemujaan ini diambil dari tokoh pewayangan yakni Bambang Sakri, Pandu Dewonoto, Kamunoyoso, Abiyoso, Jonggring Saloko, dan Sekutrem.
Apakah anda sudah paham tentang sejarah kerajaan Kalingga atau Holing itu? Kerajaan tersebut tidak hanya memiliki sejarah di dalamnya, tetapi juga memiliki bentuk peninggalan yang berbeda beda. Peninggalan tersebut menjadi bukti bahwa kerajaan ini pernah berdiri di Indonesia.
Demikianlah sejarah kerajaan Kalingga beserta peninggalan kerajaan Holing (Kalingga). Kerajaan Kalingga dipimpin oleh Ratu Shima yang memiliki hubungan erat dengan Kerajaan Galuh. Selain itu puncak kejayaan Kerajaan Holing juga terjadi pada masa pemerintahan Ratu Shima yang terkenal sebagai ratu yang menjunjung tinggi dan disiplin dalam menjalankan peraturan kerajaannya. Selain itu Ratu Shima juga mengembangkan sistem pertanian dan irigasi untuk rakyatnya sehingga dapat membuat hidup rakyat menjadi bahagia dan makmur. Sistem pemerintahan Ratu Shima tersebut menjadi tauladan dan contoh bagi raja raja kerajaan di Pulau Jawa. Semoga artikel ini dapat bermanfaat dan terima kasih telah berkunjung di blog ini.