Faktor Penghambat Integrasi Sosial

6 Faktor Penghambat Integrasi Sosial (Internal dan Eksternal)

Posted on

6 Faktor Penghambat Integrasi Sosial – Indonesia merupakan negara majemuk yang kaya akan ragam budaya, adat istiadat, ras, suku, dan agama. Perbedaan tersebut justru menjadi kekuatan yang mempersatukan bangsa lewat sikap toleransi antar kelompok. Hal ini pun juga diwujudkan dalam butir pancasila serta dibalut semboyan Bhineka Tunggal Ika. Sayangnya perjalanan untuk menuju persatuan tidaklah mulus karena ada pula beberapa faktor yang menjadi penghambat integrasi sosial masyarakat.

Menurut KBBI, integrasi sosial adalah pembauran sesuatu hingga menjadi kesatuan yang utuh dan bulat. Integrasi sosial ini pun dibangun melalui tiga tingkatan, yakni tingkat mikro (keluarga), meso (kelompok sosial), dan makro (masyarakat bangsa). Secara umum istilah ini mengacu sebagai proses potensialitas yang mendorong semua komponen atau kelompok ke arah yang lebih padu. Apa saja faktor penghambat integrasi sosial?

Faktor Penghambat Integrasi Sosial
Faktor Penghambat Terjadinya Integrasi Sosial

Kepaduan tersebut akhirnya akan memberikan kebersamaan dan kesatuan antar kelompok yang terlibat. Berikut ini yang termasuk faktor penghambat integrasi sosial adalah kesenjangan, kurang meratanya pembangunan, tradisionalisme, rasa curiga dan lain sebagainya.

Apakah kalian tau? bahwa Pengertian integrasi sosial berasal dari dua istilah, yakni integrasi dan sosial. Integrasi mempunyai arti kesempurnaan atau keseluruhanm, sedangkan sosial yaitu hubungan dan timbal balik dari tindakan yang dilakukan oleh sekelompok masyarakat. proses ini memegang peranan penting karena bertujuan untuk membentuk masyarakat yang harmonis, aman, dan damai. Intergrasi sosisal juga mempunyai hukum, budaya, Pendidikan dan lain sebagainya. Sehingga bisa mampu mengurangi resiko terjadinya konflik sosial dengan masyarakat.

6 Faktor Penghambat Integrasi Sosial (Internal dan Eksternal)

Secara garis besar, materi satu ini mulai diperkenalkan pada siswa ketika berada di bangku SMA. Rangkuman materi yang tak begitu banyak membuatnya mudah untuk kita pelajari dalam waktu singkat. Sayangnya hal ini tak dirasakan oleh sebagian siswa karena masih ada beberapa yang kesulitan ketika ditanya apa saja faktor penghambat integrasi sosial masyarakat.

Sebagai suatu proses tentunya integrasi memiliki unsur-unsur penting yang mampu mendorong maupun berfungsi sebagai penghambat. Tapi, dalam artikel kali ini mari kita fokuskan pembahasan hanya pada faktor penghambat saja yang notabenya sering muncul saat ujian. Menyadari potensi tersebut, guru pun mau tak mau akan menyampaikan penjelasan secara terperinci sebagai bentuk pembekalan.

Ketika membicarakan faktor penghambat integrasi sosial tentunya kalian akan disuguhkan dengan dua opsi. Pertama faktor eksternal yang notabenya muncul di luar lingkup kehidupan bermasyarakat. Dan kedua berasal dari dalam struktur masyarakat itu sendiri.

Faktor eksternal seperti kesenjangan sosial yang memunculkan kecemburuan terhadap sekelompok individu. Adanya ketidak meratanya pembangunan, perkembangan ilmu Pendidikan yang lambat. Hingga system masyarakat yang tertutup dengan budaya asing. Sedangkan faktor internal yaitu Adanya sikap masyarakat yang masih tradisional, ikatan sosial yang rendah antar individu dan kelompok, adanya curiga dan prasangka buruk terhadap kelompok lain.

Apa Itu Integrasi sosial

Apa arti integrasi sosial? inilah pertanyaan yang sering diajukan oleh siswa yang memang tak mengetahuinya. Pengertian integrasi sosial adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan yang ada pada suatu Negara. Sehingga terciptalah keserasian dan keselarasan berskala nasional.

Istilah integrasi sosial berasal dari 2 kata yaitu integrasi dan sosial. Integrasi mempunyai arti kesempurnaan atau keseluruhan. Sedangkan, sosial yaitu hubungan dan timbal balik dari tindakan yang dilakukan oleh sekelompok masyarakat.

Meski seluruh pembahasan sudah terangkum di buku pedoman tapi ternyata tak semua siswa menguasai materinya. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya frekuensi pertanyaan tentang faktor yang menghambat proses integrasi. Berikut ini yang termasuk faktor penghambat integrasi sosial adalah:

  1. Adanya kesenjangan sosial yang memunculkan kecemburuan terhadap sekelompok individu
  2. Adanya ketidak meratanya pembangunan, perkembangan ilmu Pendidikan yang lambat
  3. System masyarakat yang tertutup dengan budaya asing.
  4. Adanya sikap masyarakat yang masih tradisional
  5. Ikatan sosial yang rendah antar individu dan kelompok
  6. Adanya curiga dan prasangka buruk terhadap kelompok lain.

Faktor Penghambat Integrasi Sosial Internal

Pada dasarnya 6 faktor utama di atas dapat kita jabarkan serta kelompokan kembali menjadi dua jenis. Yakni faktor internal yang meliputi masalah di dalam struktur masyarakat dan tentunya faktor eksternal yang datang dari luar ruang lingkup bersosial.

Apa saja faktor penghambat integrasi yang bersifat internal? Inilah pertanyaan yang sering diajukan siswa. Secara garis besar istilah internal merujuk pada fenomena yang terjadi karena faktor dari dalam struktur masyarakat itu sendiri. Berikut ini yang termasuk faktor penghambat integrasi sosial adalah (dari faktor Internal)

Sikap Masyarakat Masih Tradisional

Tradisionalitas adalah sikap yang biasanya melekat pada kelompok yang tinggal di daerah pedesaan. Masyarakat tradisional cenderung lebih mengedepankan adat istiadat daripada membuka diri terhadap perubahan jaman. Padahal hal tersebut sangat bertentangan dengan aspek-aspek integrasi.

Mengapa demikian? sebab masyarakat yang sudah modern lebih mampu membuka diri terhadap dunia luar sehingga memungkinkan terjadinya kepaduan. Kalian dapat melihat bedanya dengan membandingkan antara kehidupan di pedesaan serta perkotaan.

Adanya paham “etnosentrisme” di antara beberapa suku bangsa juga menjadi faktornya. Fenomena ini merujuk pada sikap menonjolkan kelebihan budayanya dan menganggap rendah budaya suku bangsa lain.

Ikatan Sosial yang Rendah

Salah satu faktor penghambat integrasi sosial bisa disebabkan karena ikatan sosial yang rendah antar individu maupun kelompok. Hal ini terjadi karena kurangnya rasa solidaritas dan saling memiliki meskipun tinggal dalam ruang lingkup yang sama. Ditambah egoisme serta asumsi bahwa kelompok tersebut paling superior juga menjadi penyebab rendahnya ikatan sosial di tengah masyarakat.

Baca juga: Pengertian Patriotisme, Ciri-Ciri, dan Contohnya

Karena masalah semacam ini akhirnya orang ataupun kelompok akan acuh terhadap segala problematika di lingkungan sekitar. Lalu lambat laun menjadikannya individualis dan tak membuka diri terhadap dunia luar. Hal ini pula yang akhirnya menyebabkan terjadinya kesenjangan sosial baik secara moral maupun ekonomi.

Rasa Curiga Antar Kelompok

Saling mencurigai sudah dianggap sesuatu yang lumrah karena ada pepatah “tak kenal, maka tak sayang“. Curiga bisa disebabkan karena berbagai hal misalnya masa lalu/sejarah yang kelam, takut akan potensi ancaman, tantangan, maupun gangguan. Karena curiga, maka individu maupun kelompok akan menutup dari dari campur tangan dunia luar.

Tanpa kita sadari ternyata rasa saling curiga antar kelompok juga mampu menjadi faktor penghambat integrasi sosial masyarakat. Cara mengatasi problematika satu ini tak lain adalah dengan intens berkomunikasi serta bercengkrama antar kelompok. Di lain sisi, setiap elemen masyarakat pun juga harus berbenah serta mencoba membuka diri terhadap keberagaman.

Faktor Penghambat Integrasi Sosial Eksternal

Ada kalanya penyebab mengapa sulit terjadi integrasi antar kelompok masyarakat terjadi karena faktor dari luar. Meskipun suatu kelompok maupun individu sudah mau terbuka serta menerima aspek budaya dari luar tapi tak serta merta menciptakan kesinambungan.

Dalam sesi kedua saya akan membahas secara lengkap faktor eksternal yang mampu menghambat proses keselarasan tersebut. Berikut ini yang termasuk faktor penghambat integrasi sosial adalah (dari faktor Eksternal)

Kesenjangan Sosial

Terjadinya kesenjangan merupakan fenomena sosial yang menurut saya sudah biasa kita jumpai di tengah masyarakat. Kesenjangan sosial merujuk pada suatu keadaan atau lebih tepatnya ketimpangan yang membuat kehidupan bermasyarakat menjadi tidak seimbang. Penyebabnyanya tak lain karena perbedaan status, kenomi, budaya, dan lain sebagainya.

Fenomena satu ini bisa menjadi faktor penghambat integrasi sosial apabila terjadi pada skala besar. Misalnya, persebaran ekonomi serta sumber daya yang kurang merata berpotensi menimbulkan stigma khusus. Seperti pengacara ataupun pengusaha minyak yang notabenya orang kaya tak akan mau bergaul dengan seorang montir mobil rusak.

Untuk memutus rantai kesenjangan khususnya di bidang ekonomi diperlukan campur tangan semua elemen masyarakat serta pemerintah. Pemerataan pembangunan serta perbaikan ekonomi menjadi opsi terbaik menuju taraf hidup masyarakat yang sejahtera. Saling bertoleransi antar umat beragama, ras, dan suku juga dapat menekan terjadinya kesenjangan di tengah masyarakat.

Pembangunan dan Pendidikan Kurang Merata

Menurut saya pribadi, pendidikan dan pembangunan adalah hal baku yang diperlukan untuk mencapai pemerataan (integrasi). Tanpanya masyarakat akan terpecah belah menjadi beberapa cluster berdasarkan infrastruktur serta ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Wajar saja jika di tengah hidup berbangsa kita menjumpai istilah pedalaman, kota metropolitan, desa terpencil, dan lain sebagainya.

Istilah tersebut muncul dan seolah menjadi stigma yang sulit dicabut di benak orang karena memang pembangun yang tidak merata. Sebenarnya, faktor penghambat integrasi sosial di bidang pembangunan serta pendidikan sangat dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah. Untuk memutus rantai asumsi tersebut maka diperlukan tindakan yang cukup berani.

Contohnya menyediakan dukungan sekolah murah sampai taraf perguruan tinggi. Ataupun memfokuskan pembangunan infrastruktur di daerah pelosok agar lebih mudah terhubung dengan dunia luar. Tindakan semacam itu tanpa kita sadari akan menjadi faktor yang mampu memutus penghambat integrasi sosial.

Sistem Masyarakat yang Tertutup

Sistem masyarakat yang terkesan menutup diri juga menjadi faktor penghambat integrasi sosial yang cukup signifikan. Fenomena ini dilakukan masyarakat di suatu daerah dengan tujuan untuk melindungi kebudayaan serta adat agar tak tercampur dengan budaya dari daerah lain. Sebagai imbasnya, setiap suku maupun ras di indonesia akan sulit untuk terhubung di beberapa bidang.

Kasus tertutupnya masyarakat pun dapat kita amati dalam konteks kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh warga kalimantan khususnya suku dayak yang mempertahankan hutan dan danau sebagai bagian dari warisan adat mereka. Padahal, jika dimanfaatkan lebih intens dua elemen tersebut mampu menjadi daya tarik wisata tersendiri. Orang-orang dari luar kalimantan pun akan berkunjung ke sana yang pada akhirnya dapat memicu percepatan integrasi.

Apakah sistem masyarakat yang tertutup merupakan sebuah kesalahan? menurut saya tidak juga. Ada kalanya kita memang perlu membentengi diri dari budaya luar agar nilai-nilai adat tidak luntur.

Masih besarnya perbedaan dan ketidakmerataan pembangunan dan hasil-hasil pembangunan menimbulkan berbagai rasa tidak puas dan keputusasaan di masalah SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar-golongan), gerakan separatisme dan kedaerahan, demonstrasi dan unjuk rasa.

Kesimpulannya, integrasi sosial adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan yang ada pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan secara nasional. Jika kita tarik benang merah maka berikut ini yang termasuk faktor penghambat integrasi sosial adalah kesenjangan sosial, rasa curiga, tradisonalisme, dan lain sebagainya.

Demikianlah penjelasan mengenai faktor penghambat dari integrasi sosial, baik faktor eksternal maupun faktor internal. Faktor eksternal itu dapat berasal dari luar integrasi sosial, sedangkan faktor internal dapat berasal dari dalam integrasi sosial. Semoga artikel ini dapat bermanfaat dan terima kasih telah berkunjung di blog ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *